Berdasarkan Asosiasi Bicara-Bahasa-Pendengaran Amerika, dysarthria pada anak menyebabkan anak kesulitan bicara akibat lemahnya otot-otot yang digunakan untuk berbicara (seperti wajah, bibir, lidah, tenggorok, dan otot-otot pernapasan) yang disebabkan oleh kerusakan otak (1).
Beberapa gejala dysarthria di antaranya:
- kurang jelas dalam berucap;
- suara terdengar hipernasal atau seperti berbisik;
- suara yang tegang dan serak;
- berbicara terlalu keras atau terlalu pelan;
- berbicara dengan irama yang tidak teratur;
- berbicara monoton;
- kesulitan dalam menggerakkan lidah dan bibir;
- sulit menelan;
- ngiler (drooling) secara terus-menerus.
Terapi wicara dapat membantu memperbaiki gejala-gejala dysarthria. Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan oleh terapis wicara di antaranya mengatur kecepatan bicara; melatih otot-otot; melatih cara bernafas; melatih produksi suara yang lebih baik; melatih artikulasi yang lebih akurat.
Referensi
- AMERICAN SPEECH-LANGUAGE-HEARING ASSOCIATION. Dysarthria [online]. Tidak tersedia [dilihat 10 Oktober 2019]. Tersedia dari: https://www.asha.org/public/speech/disorders/dysarthria/