Regulasi emosi merupakan sebuah skill penting yang harus dikembangkan pada anak untuk mendukung kesuksesannya. Memangnya apa itu regulasi emosi? Mengapa regulasi emosi penting bagi kesuksesan anak? Mari simak jawabannya di bawah.
Regulasi emosi adalah kemampuan seseorang secara efektif mengelola dan memberi respon terhadap sebuah pengalaman emosional (1). Dengan regulasi emosi yang baik, kita dapat memberikan respon yang baik terhadap berbagai situasi emosional. Sebaliknya, tanpa regulasi emosi yang baik, kita dapat mudah merasa kewalahan dan bereaksi secara tidak sehat terhadap situasi.
Seorang konselor psikiatri Madhuleena Roy Chowdhury, BA memberikan contoh (2). Misalnya, mungkin seorang anak akan merasa takut dihukum ketika membuat sebuah kesalahan sehingga berusaha menutup-nutupinya padahal pada akhirnya mungkin diketahui juga oleh orang tuanya dan mungkin tetap akan mendapatkan hukuman. Dalam hal ini, anak itu telah memberi respon yang tidak tepat terhadap rasa takutnya karena ternyata apa yang dilakukannya sia-sia. Akan tetapi, apabila kita sedang dikejar hewan buas di hutan, maka berlari sebagai respon terhadap perasaan yang sama, yaitu “rasa takut” dapat merupakan respon yang tepat.
Mengapa kemampuan regulasi emosi pada anak merupakan hal yang penting bagi kesuksesan anak? Sebuah studi (3) menunjukkan pada anak-anak TK, terdapat hubungan yang positif antara regulasi emosi dengan kesuksesan akademis dini mereka (termasuk di dalamnya kemampuan literasi dan matematika). Ini mengindikasikan bahwa regulasi emosi dapat berpengaruh positif terhadap pembelajaran anak.
Lebih jauh, regulasi emosi juga penting untuk masa depan anak. Kemampuan regulasi emosi yang dipelajari ketika masa kanak-kanak nantinya akan dibawa sebagai sebuah skill penting ke kehidupan saat anak sudah dewasa (4). Sebuah studi (5) menunjukkan bahwa kemampuan regulasi emosi berhubungan erat dengan kesejahteraan dan kesuksesan finansial.
Banyak anak-anak yang memiliki keterlambatan dalam perkembangan regulasi emosinya sekalipun sudah tidak tantrum lagi, masih menemukan masalah akibat perilaku-perilakunya yang impulsif dan tidak pantas (6). Selain dapat membuat repot orang-orang yang mengasuhnya, mengingat kemampuan regulasi emosi ini dibawa ke masa dewasa dan memiliki pengaruh terhadap kesuksesan, maka tentu kita tidak boleh tinggal diam apabila anak memiliki permasalahan terkait regulasi emosinya.
Referensi
- ROLSTON, Abigail et al. What is emotion regulation and how do we do it? [daring]. Tidak tersedia [dilihat 28 September 2020]. Tersedia dari: http://www.selfinjury.bctr.cornell.edu/perch/resources/what-is-emotion-regulationsinfo-brief.pdf
- CHOWDHURY, Madhuleena Roy. What is Emotion Regulation? + 6 Emotional Skills and Strategies [daring]. 2020 [dilihat 28 September 2020]. Tersedia dari: https://positivepsychology.com/emotion-regulation/
- GRAZIANO, Paulo A. et al. The role of emotion regulation in children’s early academic success. Journal of School Psychology [daring]. 2007, 45 (1), 3-19 [dilihat 28 September 2020]. DOI: 10.1016/j.jsp.2006.09.002. Tersedia dari: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0022440506000859
- SDN CHILDREN’S SERVICES. Emotional Regulation [daring]. Tidak tersedia [dilihat 28 September 2020]. Tersedia dari: https://www.sdn.org.au/sdn-story-hub/emotional-regulation-expressing-our-emotions/
- CÔTÉ, Stéphane et al. The ability to regulate emotion is associated with greater well-being, income, and socioeconomic status. Emotion Journal [daring]. 2010, 10 (6), 923-933. DOI: 10.1037/a0021156. Tersedia dari: https://doi.apa.org/doiLanding?doi=10.1037/a0021156
- CHILD MIND INSTITUTE. How Can We Help Kids With Self-Regulation? [daring]. Tidak tersedia [dilihat 28 September 2020]. Tersedia dari: https://childmind.org/article/can-help-kids-self-regulation/