Gejala ADHD pada anak perempuan bisa berbeda dengan gejala ADHD pada anak laki-laki dan ini dapat membuatnya tidak mendapatkan diagnosa yang seharusnya ia dapatkan.
ADHD (attention-deficit hyperactivity disorder) adalah sebuah gangguan yang menyebabkan anak sering bertindak secara tergesa-gesa atau hiperaktif dan/atau inatentif (tidak dapat memerhatikan dengan baik). ADHD ini dapat mengganggu performa anak di sekolah, mengganggu hubungannya dengan yang lain, membuatnya melakukan kecerobohan atau mengalami kecelakaan, atau juga dapat menyebabkan kecemasan dan depresi.
Biasanya, anak laki-laki lebih mudah untuk mendapatkan diagnosa ADHD. Mengapa demikian? Karena ciri-ciri ADHD pada anak laki-laki biasanya lebih jelas terlihat, yaitu dari segi hiperaktivitas atau permasalahan perilakunya. Guru di kelas mengamati perilakunya, mengabarinya ke orang tua, dan akhirnya anak diperiksa.
Di sisi lain, pada anak-anak perempuan, gejala yang ditampilkan cenderung berbeda. Anak-anak perempuan dengan ADHD cenderung lebih diam, tetapi sering melamun. Ini dapat terlewatkan karena gejala seperti tidak menimbulkan permasalahan/keributan di dalam kelas.
Berdasarkan Healthline, diperkirakan 50 s.d. 75 persen kasus ADHD pada anak perempuan terlewatkan. Padahal, anak-anak perempuan dengan ADHD tersebut membutuhkan penanganan yang tepat agar memiliki performa sekolah yang lebih baik, kesehatan mental yang lebih baik, dan hubungan interpersonal yang lebih baik.
Untuk itu, penting bagi orang-orang untuk mengetahui apa saja ciri-ciri ADHD yang biasanya tampak pada anak perempuan (agar gangguan ini terdeteksi dan tidak akhirnya menimbulkan gejala yang lebih parah). Perilaku-perilaku ini dapat mengindikasikan ADHD pada anak perempuan:
- terus-menerus berbicara sekalipun disuruh berhenti,
- sering menangis, sekalipun kekecewaannya itu hal yang kurang penting,
- terus-menerus menginterupsi percakapan atau aktivitas yang melibatkan teman-temannya,
- sulit memerhatikan,
- sering melamun,
- kamar, meja, atau isi tasnya berantakan,
- sulit menyelesaikan tugas,
- depresi,
- stres,
- gelisah, dan
- rasa percaya diri yang rendah.
Demikian bahasan singkat mengenai ADHD pada anak perempuan. ADHD pada anak perempuan dapat memiliki perwujudan yang berbeda yang mana dapat menjadikan gangguan ini terlewatkan. Maka dari itu, hendaknya orang-orang mengetahui bagaimana gejala-gejala ADHD pada anak perempuan biasanya agar apabila memang ternyata anak memiliki ADHD, anak dapat mendapatkan penanganan yang tepat sehingga gejala-gejalanya tidak bertambah parah.
Tulisan ini adalah untuk informasi/edukasi semata. Apabila Anda memiliki kekhawatiran mengenai perkembangan putra/putri Anda, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan pemeriksaan/penanganan yang tepat.
Referensi
- CENTRE FOR ADHD AWARENESS CANADA. ADHD in Girls [daring]. Tidak tersedia [dilihat 26 Juni 2021]. Tersedia dari: https://caddac.ca/understanding-adhd/in-childhood-adolescence/adhd-in-girls/
- GORDON, Jerisha Parker. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) in Girls: Symptoms, Treatments, and More [daring]. 2016 [dilihat 30 Juni 2021]. Tersedia dari: https://www.healthline.com/health/adhd/adhd-in-girls
- JACOBSON, Rae. ADHD in girls [daring]. Tidak tersedia [dilihat 26 Juni 2021]. Tersedia dari: https://www.understood.org/articles/en/adhd-in-girls
- UNDERSTOOD. ADHD in Girls and Boys: Is It Different? [daring]. 2016 [dilihat 30 Juni 2021]. Tersedia dari: https://www.youtube.com/watch?v=TKwvcuRbkU8