Anak autis memiliki gejala-gejala yang dapat menghambatnya untuk berkembang. Gejala-gejala yang dimaksud termasuk kelemahannya dalam berkomunikasi, sifatnya yang kaku dan repetitif, atau mungkin gangguan terkait fungsi sensoriknya. Oleh karena itu, wajar apabila orang tua mengkhawatirkan masa depan anaknya yang memiliki autisme.
Akan tetapi, ada satu aspek yang paling perlu orang tua perhatikan terkait masa depan seorang anak dengan autisme. Aspek yang dimaksud adalah kemandirian. Berdasarkan psikiater anak dr. Melly Budhiman, Sp.KJ dalam detikHealth, yang paling penting bagi anak-anak autis adalah mereka bisa mandiri dalam kehidupan sehari-hari.
“Yang penting mereka harus mandiri, tidak dilayani lagi. Misalnya, di rumah bisa makan sendiri, mandi sendiri. Dalam keseharian bisa mandiri 100 persen,” ujar beliau sebagaimana dilansir dalam detikHealth.
Lantas, bagaimana caranya agar anak-anak dengan autisme bisa mandiri? Berikut adalah di antara hal-hal yang bisa dilakukan berdasarkan Autism Speaks.
Memperkuat komunikasi anak autis
Bangunlah kemampuan dan sediakanlah alat-alat untuk membantu anak mengekspresikan pilihan, keinginan, dan perasaan. Orang tua bisa menggunakan komunikasi alternatif/augmentatif (seperti bahasa isyarat, picture exchange communication systems) dan dukungan visual.
Menggunakan jadwal visual membantu anak autis bertransisi
Gunakanlah jadwal aktivitas berbasis gambar. Ulas dengan anak setiap butir dalam jadwal dan ingatkanlah anak untuk mengecek jadwal setiap kali hendak berganti aktivitas. Seiring berjalannya waktu, anak akan lebih bisa untuk menyelesaikan tugas secara lebih mandiri, berlatih membuat keputusan, dan mengejar aktivitas yang diminatinya.
Latih kemampuan bantu diri
Ajarkan anak kemampuan bantu diri seperti menggosok gigi, menyisir rambut, mengenakan pakaian, buang air, dll. sedini mungkin. Jadikanlah ini semua bagian dari rutinitasnya bagi anak sejak dini.
Ajarkan anak untuk meminta istirahat
Anak-anak dengan autisme mungkin memiliki sensitivitas sensorik yang tidak normal sehingga kita perlu mengajarkan mereka cara untuk meminta waktu untuk istirahat ketika merasa kewalahan. Selain itu, anak juga bisa difasilitasi alat yang bisa membantunya meregulasi input sensorik seperti headphones atau yang lainnya.
Latih anak mengerjakan pekerjaan rumah tangga
Ini dapat mengajarkannya tentang tanggung jawab dan kemampuan-kemampuan penting yang akan dibawanya seiring mereka bertambah usia. Kita bisa membantu anak dengan memecah pekerjaan ke dalam langkah-langkah yang lebih kecil. Contohkan langsung atau pandulah anak jika anak masih kebingungan saat pertama-tama mengerjakannya.
Ajarkan anak keterampilan keselamatan
Ajari anak keamanan ketika sedang dalam perjalanan. Ajarkan mereka cara agar dapat berjalan kaki dengan aman, membaca rambu-rambu, dan memahami peringatan-peringatan keselamatan. Ajarkan juga kepadanya cara menggunakan transportasi umum secara aman. Berikan kepada mereka kartu identitas yang berisi informasi-informasi penting seperti nomor orang yang bisa dihubungi, dsb.
Bangun keterampilan waktu luang
Tidak hanya anak-anak yang berkembang normal yang memerlukan hobi/rekreasi. Anak-anak autis pun memerlukannya. Maka dari itu, ajarkan mereka cara menggunakan waktu luangnya untuk hobi yang sesuai dengan minat mereka entah itu berenang, bermain musik, bela diri, atau yang lainnya.
Demikian di antara tips yang bisa orang tua lakukan agar anak autis bisa mandiri. Selain kiat-kiat yang telah dipaparkan, jangan lupa untuk tetap memberikan intervensi bagi anak autis. Intervensi yang disesuaikan dengan kebutuhan anak dapat memperbaiki gejala-gejala autisme.
Baca juga: Apa Manfaat Dukungan Visual bagi Anak Autis?