Keterlambatan Motorik pada Anak

Keterlambatan motorik memiliki beberapa ciri yang bisa diamati.

Kemampuan motorik ada dua jenis, yaitu motorik halus dan motorik kasar. Motorik halus adalah kemampuan seorang anak menggunakan otot-otot kecilnya seperti jari-jemari dan pergelangan tangan. Di sisi lain, motorik kasar mengacu pada kemampuan anak dalam menggunakan otot-otot besar seperti otot kaki untuk berjalan.

Biasanya, seorang anak berkembang secara bertahap sesuai dengan usianya. Akan tetapi, sebagian anak mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan motoriknya.

Ciri-ciri anak mengalami keterlambatan motorik

Beberapa tanda waspada yang penting termasuk:

  1. terlambat mencapai milestones seperti berguling atau berdiri,
  2. tidak ada tanda-tanda bisa berjalan pada usia 18 bulan,
  3. anggota badan kaku atau otot lemah (tidak bisa menahan banyak beban),
  4. sering berjalan jinjit,
  5. kesulitan memegang dan menggunakan benda-benda (misalnya, menggunakan sebuah cangkir atau mencorat-coret dengan krayon),
  6. terlihat canggung dan mudah terjatuh,
  7. mengeces setelah usianya lebih dari 18 bulan,
  8. kesulitan mengunyah dan menelan, dan
  9. kehilangan kemampuan motorik yang sebelumnya sudah dikuasai pada masa balita (misalnya, melambaikan tangan atau melompat).

Jika orang tua memiliki kekhawatiran terkait perkembangan motorik anak, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Dokter mungkin akan merujuk anak untuk mengikuti program terapi.

Jenis-jenis penanganan untuk keterlambatan motorik diberikan tergantung kasusnya. Berikut di antara metode penanganan berbasis terapi yang mungkin digunakan:

  1. Okupasi Terapi
    Dengan okupasi terapi, anak bisa mengembangkan kemampuan-kemampuan motorik halus sehingga dirinya bisa memegang dan melepas mainan, mengembangkan tulisan tangan yang bagus, dsb. Anak juga bisa meningkatkan koordinasi tangan dan matanya yang mana sangat dibutuhkan kelak di lingkungan sekolah dan masih banyak lagi.
  2. Fisioterapi
    Jika okupasi terapi lebih berfokus pada motorik halus, fisioterapi lebih berfokus pada motorik kasar. Dokter seringkali merujuk anak untuk mengikuti fisioterapi ketika mengalami cedera atau memiliki permasalahan dalam pergerakan yang disebabkan oleh penyakit maupun disabilitas.
  3. Terapi Wicara
    Jika keterlambatan motorik terkait dengan mulut (oromotor), maka terapi wicara bisa menjadi penanganan yang tepat. Seorang terapis wicara memiliki kemampuan untuk menangani permasalahan terkait oromotor.

Demikian bahasan keterlambatan motorik pada anak serta penanganannya. Beberapa hal dapat menandakan anak memiliki keterlambatan motorik. Penanganan-penanganan untuk keterlambatan motorik pada anak termasuk okupasi terapi, fisioterapi, maupun terapi wicara.

Baca juga: Fisioterapi dan Motorik Kasar Anak.

Referensi

  1. Nemour Children’s Health. “Occupational Therapy.” Nemours KidsHealth, Januari 2020, https://kidshealth.org/en/parents/occupational-therapy.html.
  2. Nemour Children’s Health. “Physical Therapy.” Nemours KidsHealth, Februari 2022, https://kidshealth.org/en/parents/phys-therapy.html.
  3. Taylor, Marygrace. “Developmental Delays in Toddlers.” What to Expect, 14 Juni 2023, https://www.whattoexpect.com/toddler/development/developmental-delay.
  4. Tim Medis Siloam Hospitals. “Tahap Perkembangan motorik Halus Anak Usia 0–5 Tahun.” Siloam Hospitals, 22 September 2023, https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/tahapan-perkembangan-motorik-halus-anak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *