Tahukan, parents? Tampak luar ADHD dan SPD (sensory processing disorder) bisa mirip, lho.

Anak-anak dengan ADHD maupun SPD bisa terlihat menampilkan perilaku-perilaku yang serupa:
- tidak bisa diam,
- berperilaku tidak sesuai tata krama,
- bermain kasar terhadap yang lain,
- mengambil jarak terlalu dekat dengan orang lain,
- tampak tidak mendengarkan,
- sulit konsentrasi, maupun
- merasa cemas di lingkungan sosial.
Akan tetapi, parents perlu tahu, ya, bahwa ADHD dan SPD secara mendasar adalah dua hal yang berbeda.
ADHD atau SPD, perbedaannya
Berdasarkan okupasi terapis Mim Ochsenbein, MSW, OTR/L, permasalahan pada ADHD disebabkan oleh permasalahan pada neurotransmiter (dopamin dan norepinefrin yang tidak cukup) dan struktur yang tidak normal pada bagian depan otak (pusat dari pertimbangan dan fungsi eksekutif).
Ini secara langsung memengaruhi kemampuan untuk memerhatikan, fokus, dan membuat perencanaan serta kegigihan.
Di sisi lain, SPD atau sensory processing disorder adalah permasalahan di mana anak tidak merespon rangsangan (suara, sentuhan, penglihatan, aroma, bau dan rasa, dsb.) secara normal (bisa terlalu sensitif maupun terlalu tidak sensitif).
Pada anak-anak dengan SPD, ada ketidaknormalan struktur white matter (yang berfungsi untuk membawa impuls-impuls elektrik dari satu bagian otak ke bagian yang lain) di bagian belakang otak. White matter di bagian belakang otak ini tidak membawa impuls-impuls elektrik secara efektif.
Ini mengakibatkan otak menggunakan informasi yang salah atau tidak menyeluruh sebagai dasar untuk berinteraksi dengan lingkungan.
Sekarang kita tahu perbedaan mendasar antara ADHD dengan SPD. Lantas, bagaimana kita bisa membedakannya jika dilihat dari perilaku yang ditampilkan anak?
Salah satu perbedaan yang bisa terlihat antara ADHD dan SPD adalah pada ADHD, anak tetap menampilkan perilaku yang sama pada semua lingkungan. Pada anak-anak dengan SPD, lingkungan atau input sensorik memengaruhi bagaimana anak bersikap.
Selain itu, anak-anak dengan ADHD lebih bisa menunggu atau mengambil giliran dengan input-input kognitif. Di sisi lain, anak-anak dengan SPD menjadi lebih tenang atau fokus ketika diberikan input-input sensorik.
Perbedaan penanganan
Oleh karena penyebabnya berbeda, maka penanganannya pun berbeda. Pada ADHD, manajemen perilaku dapat membantu anak mengatasi kekurangan terkait fungsi eksekutifnya, yaitu dengan mengajarkan kemampuan-kemampuan untuk belajar.
SPD biasanya ditangani dengan okupasi terapi dalam lingkungan yang kaya sensorik. Okupasi terapi bisa mengubah fungsi neurologis anak-anak dengan SPD sehingga mereka bisa merespon sensasi-sensasi dan bersikap secara lebih sesuai. Selain itu, terapis juga mungkin menyusun strategi sensorik untuk membantu anak untuk beraktivitas.
Oleh karena kendati berbeda, ADHD dan SPD bisa tampak serupa, penting bagi anak untuk mendapatkan analisa yang tepat terkait kondisinya.
Semakin menjadikan kompleks topik ini, berdasarkan studi, 40% anak-anak dengan ADHD juga memiliki SPD.
Ini meningkatkan urgensi untuk melakukan konsultasi terkait kondisi anak dengan profesional. Dengan diagnosa yang tepat, diharapkan anak mendapatkan penanganan yang sesuai yang paling efektif untuknya.
Baca juga: Sensory Processing Disorder pada Anak.
Referensi
- John Cardinal O’Connor School. “How to Distinguish Between Sensory Processing Issues and ADHD.” John Cardinal O’Connor School, tidak tersedia, https://johncardinaloconnorschool.org/articles/how-to-distinguish-between-sensory-processing-issues-and-adhd/.
- Ochsenbein, Mim. “Is It Sensory Processing Disorder or ADHD?” STAR Institute, tidak tersedia, https://sensoryhealth.org/node/1114.
- Perritano, John. “Is It ADHD or Sensory Processing Disorder?” WebMD, 26 Oktober 2021, https://www.webmd.com/add-adhd/childhood-adhd/adhd-or-sensory-processing-disorder.
- Rosen, Peg. “The difference between sensory processing issues and ADHD.” Understood, tidak tersedia, https://www.understood.org/en/articles/the-difference-between-sensory-processing-issues-and-adhd.
- STAR Institute. “SPD FAQs.” STAR Institute, tidak tersedia, https://sensoryhealth.org/basic/spd-faqs.