Anak Berjalan Jinjit

Sharing is caring!

Anak Berjalan Jinjit

Adalah umum bagi anak berumur di bawah 3 tahun untuk berjalan jinjit (1). Akan tetapi, apabila anak masih berjalan jinjit setelah berumur 3 tahun, maka Anda patut waspada.

Sekalipun bisa jadi hanya karena kebiasaan, ada kemungkinan juga sang anak memiliki masalah-masalah berikut sebagai penyebab:

  • Tendon achilles yang pendek
    Tendon achilles adalah tendon yang menghubungkan otot betis dengan tumit sehingga jika terlalu pendek menyebabkan sulit bagi tumit menyentuh lantai (2).
  • Cerebral Palsy
    Cerebral palsy jenis spastic hemiplegia (ototnya kaku dan biasanya berefek pada satu sisi tubuh (kanan/kiri)) dapat menyebabkan jalan jinjit (3).
  • Distrofi otot
    Distrofi otot, salah satunya distrofi otot Becker menjadikan otot-otot menjadi lemah dan salah satu gelajanya adalah berjalan jinjit, tetapi gejala ini biasanya baru muncul saat usia remaja atau awal kedewasaan (4).
  • Autisme dengan permasalahan vestibular
    Sistem vestibular (yang menyediakan otak timbal balik terkait gerakan dan posisi tubuh) yang tidak berfungsi dengan baik mungkin dapat menjadi penyebab jalan jinjit (5).
  • Autisme dengan permasalahan proprioseptif
    Dalam sebuah penelitian oleh Blanche et al. ditemukan bahwa anak-anak dengan autisme cenderung memiliki permasalahan-permasalahan proprioseptif yang salah satunya ditunjukkan dengan pola-pola jalan jinjit yang berbeda dibanding dengan anak-anak yang berkembang normal atau dengan disabilitas perkembangan (selain ASD) (6).
  • Tactile defensiveness
    Tactile defensiveness (TD) adalah perilaku berpola yang mana penyandangnya memiliki respon-respon yang negatif atau berlebihan terhadap jenis-jenis stimulus taktil (sentuhan/rabaan) tertentu yang kebanyakan orang tidak menjadi sakit karenanya yang salah satunya bisa ditunjukkan dengan berjalan jinjit (7).

Pergilah ke dokter untuk berkonsultasi apabila anak memiliki masalah berjalan jinjit. Dokter akan membantu Anda menemukan solusi.

Referensi

  1. NHS. Leg and foot problems in children – NHS [online]. 2018 [dilihat 14 Agustus 2019]. Tersedia dari: https://www.nhs.uk/conditions/pregnancy-and-baby/leg-and-foot-problems/
  2.  MAYO CLINIC. Toe walking – Symptoms and causes – Mayo Clinic [online]. 2018 [dilihat 14 Agustus 2019]. Tersedia dari: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/toe-walking/symptoms-causes/syc-20378410
  3. MARCH OF DIMES. Cerebral palsy | March of Dimes [online]. 2014 [dilihat 14 Agustus 2019]. Tersedia dari: https://www.marchofdimes.org/complications/cerebral-palsy.aspx
  4. STANFORD CHILDREN’S HEALTH. Becker Muscular Dystrophy (BMD) in Children [online]. Tidak tersedia [dilihat 14 Agustus 2019]. Tersedia dari: https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=muscular-dystrophy-90-P02771
  5. STEPHEN, M. Edelson. Toe Walking and Autism Spectrum Disorder | Autism Research Institute [online]. Tidak tersedia [dilihat 14 Agustus 2019]. Tersedia dari: https://www.autism.org/toe-walking-and-asd/
  6. BLANCHE, Erna Imperatore et al. Proprioceptive Processing Difficulties Among Children With Autism Spectrum Disorders and Developmental Disabilities [online]. 2013 [dilihat 14 Agustus 2019]. Tersedia dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3754787/
  7. CHU, Sidney et al. Tactile Defensiveness – Information for Parents and Professionals [online]. 2013 [dilihat 14 Agustus 2019]. Tersedia dari: http://dyspraxiafoundation.org.uk/wp-content/uploads/2013/10/Tactile_Defensiveness.pdf

Media

  1. right tiptoe oleh star athena (CC BY 2.0, https://flic.kr/p/4h3PMU)
Anak Berjalan Jinjit

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *