Ekolalia pada Anak Autis

Sharing is caring!

Apakah parents pernah mendengar tentang echolalia atau ekolalia? Berdasarkan Verywell Health ekolalia adalah pengulangan tepat (secara lantang) kata-kata dan suara-suara. Anak-anak mungkin mengulang kata-kata yang didengarnya dari orang lain maupun media (seperti TV, video games).

Pengulangan kata-kata ini bisa merupakan sebuah gejala dari afasia, demensia, cedera otak traumatis, dan skizofrenia, tetapi paling sering diasosiasikan dengan autisme.

Ilustrasi interaksi antara orang tua dan anak
Anak-anak dengan ekolalia bisa mengulangi kata-kata yang ia dengar dengan segera maupun di lain waktu (yang mana lebih membingungkan)

Hubungannya dengan autisme

Berdasarkan The Hanen Centre, banyak anak dengan autisme menggunakan ekolalia. Anak-anak dengan autisme menggunakan ekolalia karena mereka belajar bahasa dengan cara yang berbeda.

Teks berseni "autism", mengapa ekolalia pada anak autis terjadi?
Anak-anak autis berkembang dengan cara yang berbeda

Anak-anak yang berkembang normal biasanya belajar bahasa dengan memahami dan menggunakan kata satu-satu dan kemudian secara bertahap mulai menyatukannya untuk membuat frasa-frasa dan kalimat-kalimat.

Di sisi lain, anak-anak dengan autisme berusaha menggunakan frasa-frasa atau kalimat-kalimat yang lebih panjang yang mereka belum bisa memecahnya dan memahami arti tiap kata-katanya.

Seorang anak mungkin akan mengatakan, “Kamu ingin makan kue?” untuk meminta kue karena dirinya tahu kalimat itu ada hubungannya dengan makan kue, tetapi dirinya belum bisa memecah kata-katanya (sehingga kalimatnya salah).

Akan tetapi, ekolalia tidak selalu digunakan anak untuk mengomunikasikan sesuatu. Ekolalia bisa juga digunakan untuk menenangkan dirinya ketika dirinya marah atau untuk berlatih sesuatu.

Ekolalia juga bisa digunakan untuk berbicara dengan dirinya sendiri (self-talk).

Perkembangan bahasa beranjak dari ekolalia

Ekolalia merupakan batu loncatan untuk fleksibilitas dalam berbahasa. Para peneliti mengamati pola perkembangannya pada anak-anak dengan autisme:

  • pertama-tama, anak-anak mengulang frasa-frasa tanpa mengerti artinya,
  • setelah itu, anak-anak mulai menggabungkan kata-kata dan frasa-frasa yang pernah digunakan,
  • seiring anak mulai lebih memahami bahasa, sebagian anak menggunakan kalimat-kalimat yang lebih pendek atau menggunakan 1 atau 2 kata untuk mengekspresikan dirinya,
  • secara bertahap, bahasa anak menjadi lebih spontan dan fleksibel.

Membantu anak pengguna ekolalia

Untuk membantu anak-anak yang menggunakan ekolalia, kita perlu berusaha lebih keras untuk memahami. Mungkin suatu waktu anak mengulang kata-kata bukan untuk mengomunikasikan sesuatu dan di waktu yang lain memang anak ada hal yang ingin anak sampaikan.

Ilustrasi orang tua yang mengikuti arah interaksi anak
Anak-anak yang menggunakan ekolalia mendapatkan manfaat ketika orang tualah yang mengikuti arah interaksi mereka

Berdasarkan The Hanen Centre, orang tua perlu mengamati, mendengarkan, dan menunggu ketika berinteraksi dengan anak. Di saat itu, orang tua akan menemukan petunjuk-petunjuk mengenai apa yang ingin anak sampaikan ke orang tua.

Penelitian menunjukkan anak-anak yang menggunakan ekolaliamendapatkan manfaat ketika orang tualah yang mengikuti ketika berinteraksi dengan mereka. Ketika orang tua yang memegang kendali, anak-anak cenderung langsung mengulang apa yang orang tua katakan tanpa pemahaman.

Sebaliknya, jika orang tua yang mengikuti arah interaksi anak, anak-anak cenderung memberikan pesan-pesan yang menunjukkan pemahaman.

Setelah memahami apa yang ingin anak sampaikan, orang tua perlu memberikan model bahasa melalui dua langkah:

  1. mengucapkan untuknya kata-kata yang seolah-olah darinya (sudut pandangnya), dan
  2. mengucapkan kata-kata yang benar untuk dicontoh anak.

Misalnya, ketika anak menemukan boneka, orang tua mengatakan, “Kamu menemukan bonekanya,” dan anak akan mengulang kata-kata yang sama. Selanjutnya, orang tua mengatakan lagi, “Aku menemukan bonekanya,” dan anak mempelajari cara baru untuk mengomunikasikan apa yang ditemukannya (sekalipun mungkin anak tidak membalas perkataan barusan).

Demikian ringkasan mengenai ekolaliadan autisme. Dengan memahami mengapa anak menggunakan ekolalia dan bagaimana ini bisa menjadi jembatan menuju bahasa yang lebih fleksibel, orang tua bisa lebih siap dalam membantu anak-anak yang menggunakan ekolalia.

Apabila orang tua tidak tahu apa yang harus dilakukan, seorang terapis wicara bisa membantu orang tua memahami ekolalia dan mendukung anak belajar berkomunikasi.

Baca juga: Lima Mitos Seputar Autisme.

Referensi

  1. Lowry, Lauren. “3 Things You Should Know About Echolalia.” The Hanen Centre, tidak tersedia, www.hanen.org/Helpful-Info/Articles/3-Things-You-Should-Know-About-Echolalia.aspx
  2. Lauren, Lowry. “Helping Children Who Use Echolalia.” The Hanen Centre, tidak tersedia, Helping Children Who Use Echolalia, www.hanen.org/Helpful-Info/Articles/Helping-Children-Who-Use-Echolalia.aspx
  3. Rudy, Lisa Jo. “Echolalia in Autism.” Verywell Health, 19 September 2022, www.verywellhealth.com/why-does-my-child-with-autism-repeat-words-and-phrases-260144
Ekolalia pada Anak Autis
Ditag di:                                

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *